Kamis, 10 Oktober 2024

Matahari Memiliki Siklus

Sejauh ini telah diketahui bahwa Bulan sebagai satelit alami planet Bumi kita mengalami fase berbeda yang menyebabkan bentuknya tampak berubah-ubah, yang menyebabkan adanya penampakan bulan purnama (full moon) dan bulan sabit (crescent).

Tapi tahukah Kalian kalau Bulan bukan satu-satunya benda langit yang mengalami fase ini. Karena ternyata Matahari juga memiliki siklus seperti ini.

siklus matahari
Evolusi Matahari dalam cahaya ultraviolet ekstrim dari 2010-2020, dilihat dari teleskop atas pesawat antariksa PROBA2 Eropa. oleh Dan Seaton/European Space Agency (Kolase oleh NOAA/JPL-Caltech)

Siklus Matahari (Solar Cycle) ternyata terjadi setiap 11 tahun atau lebih, menurut Livescience.com, sekali dalam 11 tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub selatan dan kutub utara.

Aktivitas ini mengakibatkan munculnya gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari. Bintik Matahari adalah cekungan di permukaan Matahari yang terlihat lebih gelap dari keseluruhan Matahari itu sendiri.

Jika terlihat dari teleskop surya, Bintik Matahari (Sunspots) terlihat berukuran kecil, tapi dalam ukuran sebenarnya, ternyata sebuah bintik matahari yang bernama AR3038 bisa memiliki diameter hingga 31.900 km.

Sementara ini, para pakar di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), memprediksi bahwa Matahari akan mencapai puncak siklus aktivitasnya pada tahun 2024 ini. Dan fenomena puncak siklus Matahari ini dikenal dengan nama Solar Maximum dalam Solar Cycle 25.

Solar Maximum ini diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan, antara bulan Januari hingga Oktober 2024, dikutip dari Space.com, sementara menurut ilmuwan NASA, kejadian ini berlangsung satu tahun (harusnya 2025) lebih dini dari yang diprediksi oleh mereka.

Puncak siklusnya akan lebih kuat dan bertahan lebih lama dari prediksi pada saat tersebut.

Prediksi para ilmuwan dapat menyebutkan kapan berlangsungnya puncak siklus Matahari dengan berdasarkan catatan sejarah. Dimana catatan ini berisi jumlah bintik matahari, data statistik canggih, dan model dinamo Matahari atau aliran gas panas terionisasi dalam Matahari.

Oleh karenanya, para ilmuwan akan terus memperbaharui prediksinya setiap bulan seiring dengan observasi bintik Matahari baru.



Gambar Bintik Matahari pada permukaan Matahari (baris atas), dan radiasi ultraviolet dari atmosfer Matahari (baris bawah) pada Solar Maximum tahun 2000 (gambar kiri), dan Solar Minimum tahun 2009 (gambar kanan). Gambar berasal dari SOHO (Solar & Heliospheric Observatory) ditangkap oleh Michelson Doppler Imager (MDI) memakai cahaya yang nampak dan difilter. Pada 18 Maret 2009 wajah Matahari terlihat tanpa bintik.

Apa Dampak Puncak Siklus Matahari?

Ada alasan mengapa para ilmuwan terus memantau perkembangan siklus Matahari. Sebabnya, prediksi aktivitas Matahari yang akurat dapat berguna untuk bersiap pada dampak-dampak fenomena tersebut.

Aktivitas Matahari yang mengakibatkan badai geomagnetik tersebut akan mempengaruhi jaringan listrik, sinyal GPS, dan menimbulkan resiko radiasi bagi pekerja penerbangan dan astronaut. NASA sendiri perlu terus melakukan pemantauan untuk melindungi para astronaut yang sedang bekerja.

Intensitas Badai Matahari meningkat selama Solar Maximum berlangsung, dan hal ini dapat mempengaruhi infrastruktur teknologi Bumi. Karena Badai Matahari dapat merusak satelit buatan, sistem navigasi GPS, komunikasi radio dan jaringan kelistrikan. Dan pada kasus yang ekstrim, radiasi yang lebih tinggi akan terjadi selama Badai Matahari yang membahayakan para astronaut.

Selama terjadi badai geomagnetik, astronaut di ISS (Stasiun Luar Angkasa Internasional) berupaya untuk melindungi diri, sehingga aktivitas harus dihentikan sementara. Namun memang tidak semuanya bersifat merusak, aktivitas Matahari yang meningkat juga menghasilkan aurora yang lebih cerah dan sering terlihat di wilayah kutub Bumi.

Karenanya, disaat terjadi peningkatan aktivitas Matahari ini, kita akan mendapati 'musim aurora' terutama di daerah kutub.